Learning is a blast...! Be a real moslem woman is a must. And to become an Industrial Engineering woman need to be fast...! As far as the journey of my life,... let the faith keep me up on the right path...

ﺍﻟﺴﻼﻢﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺮﺤﻤﺔﷲ ﻭﺑﺭﻜﺎﺘﻪ

Pembaca yang saya hormati,

Tulisan-tulisan dalam blog ini insya Allah selalu diupayakan keorisinalitasnya. Saya berharap pembaca juga bersedia menjaga orisinalitasnya dengan mencantumkan nama blog ini (http://www.sitnah-aisyah.blogspot.com). Semoga Anda memperoleh manfaat dari blog ini.

Senin, 14 Juni 2010

Tips Istiqomah Selama KKN (3)


Tujuan KKN bagi Seorang Muslimah
Seorang mulsimah layaknya menjadikan setiap aktifitasnya sebagai wasilah untuk beramal dan meraih keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Apa yang sebaiknya menjadi tujuan KKN bagi seorang muslimah agar KKN itu tidak hanya sebagai sebuah program akademik saja, namun lebih dari itu menjadi ladang amal dan pahala baginya? Berikut adalah beberapa tujuan KKN bagi seorang muslimah:

1. Mengilmui makna dan tujuan dari KKN itu sendiri (ilmu)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran” (Az Zumar : 9)
Demikian juga dalam Surah Al Imran, Allah Ta’ala berfirman:

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal," (Al Imraan : 190)



"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Al Imran : 191)"


Dengan berdasarkan pada kedua ayat ini, setidaknya akan menjadi motivasi bagi setiap muslimah khususnya untuk dapat mengambil pelajaran dari setiap apa yang akan dilakukan, maupun apa yang akan dihadapinya.

2. Menerapkan pengetahuannya tentang dienul Islam (amal)

Mungkin saja, karena segala kesibukannya sebelum KKN, seorang muslimah belum sempat untuk mengamalkan dien yang selama ini dipelajarinya. Ia mungkin hanya sempat melakukan ibadah-ibadah wajib, ataupun kalau sempat melakukan ibadah-ibadah nafilah, itupun hanya sesekali. Kiranya KKN dapat menjadi wasilah yang tepat karena saat itu, kita diberikan waktu yang sangat cukup untuk mengejar ketertinggalan ibadah kita. Di sela-sela kegiatan kemasyarakat, kita punya cukup waktu untuk mempraktekkan adab-adab berhijab. Apalagi umumnya, masyarakat lokasi KKN itu bukan mahram kita. Di sinilah keistiqamahan kita betul-betul akan diuji. Kita juga akan punya kesempatan untuk menerapkan adab-adab bertamu dan bermuamalah secara syar’I, karena biasanya masyarakat di sana kurang memahami tentang bagaimana tuntunan Islam dalam hal tersebut. Malam-malam yang sebelumnya sering dihabiskan untuk begadang mengerjakan laporan dan tugas-tugas perkuliahan, akan sempat untuk dilalui dengan shalat qiyaamullail. Dan banyak hal-hal lainnya.

3. Menyebarluaskannya (dakwah) untuk teman-teman KKN-nya, dan masyarakat di lokasi KKN.

Berdakwah di depan forum resmi bisa jadi belum atau bahkan sulit untuk dilakukan. Di sisi lain, konsekwensi sebagai seorang muslimah yang juga seorang penuntut ilmu agama adalah menyampaikannya (berdakwah). Kiranya, KKN dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan syiar Islam. Agar orang lain juga turut merasakan keindahan Islam, ketenangan hidup dalam rengkuhan nilai-nilai Islam. Islam menjanjika pahala yang sangat besar bagi orang-orang yang menunjukkan suatu kebaikan pada orang lain, sebagaimana dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Al-Mundzir bin Jarir menceritakan dari ayahnya Jarir bin Abdillah, bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam pernah bersabda:
مَنْ سَنَّ فِي اْلإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْءٌ. ومَنْ سَنَّ فِي اْلإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ

“Siapa yang melakukan satu sunnah hasanah dalam Islam, maka ia mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang mengamalkan sunnah tersebut setelahnya tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan siapa yang melakukan satu sunnah sayyiah dalam Islam, maka ia mendapatkan dosanya dan dosa orang-orang yang mengamalkan sunnah tersebut setelahnya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun.”

Hadits yang mulia di atas diriwayatkan dalam Shahih Muslim no. 2348, 6741, Sunan An-Nasa‘i no.2554, Sunan At-Tirmidzi no. 2675, Sunan Ibnu Majah no. 203, Musnad Ahmad 5/357, 358, 359, 360, 361, 362 dan juga diriwayatkan oleh yang lainnya.

Waktu senggang yang mungkin sering kita lewatkan untuk ‘jalan-jalan’, akan mungkin kita lewati untuk mengajarkan ilmu kita di madrasah, sekolah, TPA, masjid, hingga ke rumah-rumah penduduk. Bukankah ia suatu peluang emas bagi kita yang saying untuk dilewatkan? (Penulis punya banyak cerita tentang ini, silakan baca di posting selanjutnya)

0 comments:

Posting Komentar