Pembaca yang saya hormati,
Tulisan-tulisan dalam blog ini insya Allah selalu diupayakan keorisinalitasnya. Saya berharap pembaca juga bersedia menjaga orisinalitasnya dengan mencantumkan nama blog ini (http://www.sitnah-aisyah.blogspot.com). Semoga Anda memperoleh manfaat dari blog ini.
Sabtu, 19 Juni 2010
Hambatan-hambatan Kreatifitas
Seringkali seorang muslimah, jika ditanya mengapa ia begitu sulit untuk berkreasi atau menghasilkan ide-ide kreatif? Maka biasanya ia sendiri akan sulit untuk menjawabnya. Ia mungkin tidak seperti suatu penyakit fisik yang mungkin dengan mudah dapat dicari penyebabnya. Seseorang yang sepertinya terhambat untuk berpikir kreatif, bisanya dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
1. Faktor psikologis, seperti kurangnya pengenalan pada diri sendiri (self introducing), dimana ia belum mampu mengenal secara lebih jauh, apa saja kekuarnagan dan kelebihan dari dirinya. Ia belum mengetahui, kemampuan dirinya sendiri (self capability). Kurangnya pengetahuan akan diri sendiri inilah yang seringkali menjadikan seorang muslimah itu tidak tahu harus berbuat apa saat dihadapkan dengan suatu maslah. Faktor psikologis yang lain adalah suasana hati yang kurang mendukung. Akan tetapi yang paling penting dalam faktor psikologis seseorang ini adalahan keadaan hatinya. Sudah kita ketahui berrsama, seseorang dengan hati yang hidup akan lebih mampu berpikir secara jernih untuk mencari dan menemukan ide atau [pemikiran yang baru. Sebaliknya seseorang dengan hati yang sedang futur akan sangat sulit untuk menenagkan dirinya apalagi untuk bisa berpikir dengan baik. di sinilah kiranya pentingnya seorang muslimah untuk senantiasa menjaga hatinya agar selalu hidup dengan cara senantiasa melakukan tadzkiyah terhadap kalbunya.
2. Faktor ketidaksesuaian antara pekerjaan yang dilakukan dengan minat dan bakat, yang mengakibatkan pekerjaan yang dilaksanakan secara terpaksa atau setengah-setengah. Berbeda hasilnya jika seseorang melakukan sesuatu sesuai dengan minat dan bakatnya, maka ia dapat secara bebas (dalam batasan-batasan yang syar’I tentunya) untuk mengembangkan ide-ide imajinatifnya.
3. Faktor kurangya ruang gerak, yang dibatasi oleh sistem kerja atau lingkungan. Dalam suatu lembaga atau jama’ah, untuk bisa menjamin terlaksananya suatu amanah dengan baik atau untuk menyediakan ide-ide atau pemikiran-pemikiran dakwah yang baik, misalnya, maka suatu lembaga dakwah atau tanzhim, harus mempu menyediakan ruang gerak yang cukup bagi setiap anggotanya tanpa harus berbenturan dengan kepentingan jama’ah tersebut secara keseluruhan. Di sinilah diperlukan kebijakan-kebijakan yang tidak menyulitkan dan juga tidak terlalu memudah-mudahkan. Dalam konteks inilah, diperlukan prinsip tawadzun di sikap pertengahan dalam setiap tindakan yang diambil. Dalam proses kreatifitas, seorang muslimah bisa dengan bebas melakukan apa saja yang dianggapnya baik dan penting bagi dirinya dan bagi orang lain, namun di sisi lain, ada syariat yang tidak menjadikan seorang muslimah keluar dari syariat yang telah ditentukan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar