Pembaca yang saya hormati,
Tulisan-tulisan dalam blog ini insya Allah selalu diupayakan keorisinalitasnya. Saya berharap pembaca juga bersedia menjaga orisinalitasnya dengan mencantumkan nama blog ini (http://www.sitnah-aisyah.blogspot.com). Semoga Anda memperoleh manfaat dari blog ini.
Rabu, 23 Juni 2010
Seburuk Apapun ... Kau Tetaplah 'Cantik'
Oleh:
www.sitnah-aisyah.blogspot.com
Tak mungkin dapat diingkari oleh siapapun, bahwa seorang wanita pasti identik dengan kecantikan. Rambutnya, wajahnya, hingga seluruh tubuhnya akan nampak indah bagi siapa saja yang melihatnya. Allah Ta'ala berfirman:
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." (Ali Imran : 14)
Sejarah membuktikan, banyak ketaatan yang timbul dengan perantara kecantikan, sebagaimana tidak sedikit pula kehancuran dan kenistaan terjadi karena kecantikan wanita.
Pada zaman Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam, terdapat wanita-wanita mulia seperti Khadijah binti Khuwailid, Aisyah binti Abu Bakar, Ummu Thalhah, Juwairiyah, Radhiyallahu 'Anhumaa, adalah wanita-wanita cantik dalam Islam yang sanggup menjadikan biduk rumah tangga mereka semakin kokoh dalam ketaatan kepada Allah. Kecantikan mereka tidak membuat mereka bisa dinikmati semua orang, malah dengan kecantikan tersebut, semakin tinggi rasa malu dan harga dirinya. Karena harga dirinya yang tinggi, mereka merasa jengah saat kecantikan mereka sampai terlihat oleh seseorang yang bukan berhak atas dirinya. Digambarkan oleh para ulama bahwa:
"Wanita-wanita terdahulu dari ummat ini (wanita-wanita salaf) adalah wanita-wanita yang jarang keluar rumah, kecuali untuk suatu keperluan yang penting. Ketika keluar dari rumahnya, mereka menutup rapat-rapat kecantikannya dengan busana yang tidak menarik perhatian, sembari dalam hatinya senantasa diliputi oleh rasa malu dan izaah yang tinggi serta keinginan untuk segera kembali ke rumahnya. Mereka senang berjalan di bagian pinggir jalan dan bukan di tengah jalan, sehingga akan mengurangi pandangan orang atas dirinya. Jika dalam perjalanan safar, mereka tidak akan pergi kecuali di sampingnya pasti ada mahramnya."
Di sisi lain, sejarah juga pernah mencatat, wanita-wanita cantik dalam sejarah seperti Cleopatra, Maria Antoinette, Matahari, mampu membuat lelaki-lelaki penguasa dunia saat itu bertekuk lutut di bawah kerling mata mereka. Kisah-kisah hebat berbagai kerajaan di dunia tak lepas dari peran wanita-wanita cantik yang berada di belakang para penguasa kerajaan tersebut. Ibarat kata pepatah, behind the great man there is a great woman.
Bagaimana dengan wanita-wanita khalaf (kini)? Apakah kita bisa meniru para wanita salaf? Padahal mungkin kita menjadikan keluarnya kita dari rumah sebagai suatu kewajiban meski tidak ada keperluan untuk itu? Bagaimana dengan rasa malu dan izzah (harga diri), padahal justru sebagian besar dari wanita saat ini yang sengaja keluar rumah untuk memamerkan kecantikannya? Yang lebih parah lagi (sekaligus aneh dalam timbangan akal sehat), banyak pula wanita yang senang 'nongkrong' di jalanan, entah untuk kumpul bareng teman satu geng, atau (naudzubillah) menjajakan kecantikannya demi bayaran rupiah. Sungguh, apa yang ada di otak wanita-wanita itu?!
Tidakkah mereka, dan juga kita, para wanita mengetahui, sesungguhnya ketika seorang wanita keluar dari rumahnya, setan akan selalu mengiringi kemana perginya, menjadikannya indah dalam pandangan manusia, sehingga hampir bisa dipastikan ada saja yang terfitnah dengan wanita tersebut? Apakah kita senang menjadi wasilah/alat setan untuk memfitnah manusia?! Jika masih banyak wanita yang belum menyadari hal ini, wajar saja jika kemudian banyak terjadi pelecehan seksual, pemerkosaan, hingga ke tingkat yang lebih 'ringan' yaitu digoda. Logikanya, yang salah bukan pelaku pelecehan atau pemerkosaan atau si penggodanya. Yang salah ya si wanitanya. Siapa yang dilecehkan, siapa yang diperkosa, dan siapa yang digoda kalau yang dilecehkan, yang diperkosa, dan yang digodanya tidak ada? Selain itu, kucing mana yang tidak pengen kalau diberi umpan ikan?
Disadari ataukah tidak, wanita yang tidak bisa menjaga dan menempatkan kecantikannya akan menjadi fitnah bagi orang lain. Tidak peduli meski dia wanita yang tidak cantik sekalipun, tidak ada jaminan bahwa tidak ada lelaki yang akan suka melihatnya. Fakta membuktikan, pemerkosaan dan pelecehan seksual pun bisa terjadi pada wanita yang wajahnya biasa-biasa saja, bahkan nenek-nenek pun tak akan luput dari bahaya tersebut.
Oleh karena itu, tempat yang terbaik bagi seorang wanita adalah di rumahnya. Allah Azza Wa Jalla berfirman:
"dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (al Ahdzab : 33)
Dan hendaklah saat bertemu orang lain atau keluar dari rumahnya, ia menutup auratnya secara sempurna. Allah Ta'ala berfirman:
"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya*) ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al Ahdzab : 59)
Kecantikan wanita yang mulia adalah kecantikan yang ditempatkan dan dimanfaatkan sesuai tuntutan dan tuntunan syari'at. Kecantikan bukanlah public property alias milik umum, yang semua orang boleh menikmati dan menjamahnya. Jika kecantikan wanita di'obral', maka jadinya menjadi barang murahan. Sementara dalam Islam, wanita justru dilindungi dengan memerintahkan kaum wanita menutupi kecantikannya dari pandangan sembarang orang. Tak peduli bagaimanapun rupa seorang wanita, tetap saja ia pasti memiliki sesuatu yang cantik yang mesti dijaga serta hanya diperlihatkan untuk 'kalangan terbatas'.
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (An Nuur : 31)
Intinya adalah..., seorang wanita yang memiliki harga diri, tentu tidak akan membiarkan kecantikannya terlihat oleh orang yang bukan haknya. Kecantikan bukanlah untuk dipamerkan tapi sepatutnya menjadi sarana untuk meraih nilai ibadah di sisi Allah Azza Wa Jalla.
*) Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar