Learning is a blast...! Be a real moslem woman is a must. And to become an Industrial Engineering woman need to be fast...! As far as the journey of my life,... let the faith keep me up on the right path...

ﺍﻟﺴﻼﻢﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺮﺤﻤﺔﷲ ﻭﺑﺭﻜﺎﺘﻪ

Pembaca yang saya hormati,

Tulisan-tulisan dalam blog ini insya Allah selalu diupayakan keorisinalitasnya. Saya berharap pembaca juga bersedia menjaga orisinalitasnya dengan mencantumkan nama blog ini (http://www.sitnah-aisyah.blogspot.com). Semoga Anda memperoleh manfaat dari blog ini.

Kamis, 13 Mei 2010

Menjadi Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh

Sub: Menjadi pemimpin yang efektif dan berpengaruh
A. Defenisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah suatu proses penggerakan sekumpulan manusia menuju suatu tujuan yang ditetapkan dengan memotivasi mereka melalui suatu cara yang tidak memaksa. Kepemimpinan yang baik yang menggerakkan manusia untuk memenuhi rencana jangka panjang.
Kepemimpinan adalah suatu peranan dan proses mempengaruhi orang. Pemimpin adalah anggota dari suatu perkumpulan yang diberi kedudukan tertentu sesuai dengan kedudukannya. Seorang pemimpin adalah juga seorang ahli dalam perkumpulan yang diharapkan menggunakan pengaruhnya dalam melaksanakan dan mencapai tujuan kelompok. Pemimpin yang sebenarnya ialah seorang yang memimpin dan bukan seorang yang menggunakan kedudukan untuk memimpin.
Fenomena kepemimpinan dapat dijelaskan melalui konsep-konsep dasar berikut:
1. Kepemimpinan adalah suatu usaha menghubungkan pemimpin dengan pengikutnya supaya mengerahkan tenaga secara teratur menuju sasaran yang dirumuskan bersama. Bekerja menuju sasaran yang akan memberikan kepuasan bagi pemimpin dan pengikutnya,
2. Kepemimpinan juga mewarnai dan diwarnai oleh media, lingkungan, dan iklim dimana dia berfungsi. Kepemimpinan tidak bekerja dalam ruangan yang hampa, tetapi dalam situasi yang diciptakan oleh berbagai unsur.
3. Kepemimpinan senantiasa aktif, mungkin juga berubah mengikuti peringkat, kekuatan. Bersifat dinamis atau tudak tetap.
4. Kepemimpinan bekerja menurut, prinsip, alat dan metode yang pasti dan tetap.
B. Kepemimpinan yang Efektif
Apakah kepemimpinan yang efektif?
Kepemimpinan yang efektif ialah suatu proses menciptakan visi (wawasan), mengembangkan suatu strategi, membangun kerjasama dan memotivisir tindakan (kegiatan).
Pemimpin yang efektif:
- Menghasilkan suatu wawasan untuk masa depan dengan mempertimbangkan kepentingan jangka panjang kelompok yang terlibat.
- Mewujudkan strategi yang rasional untuk menuju ke arah wawasan tersebut.
- Membangun dukungan pusat kekuasaan dimana kerjasama, persetujuan, kelompok kerja sangat dibutuhkan untuk menghasilkan suatu gerakan.
- Memberi motivasi yang kuat kepada suatu perkumpulan yang menjadi tonggak pelaksanaan strategi yang telah digariskan.
Suatu kombinasi proses biologis, sosial dan psikologi yang kompleks menentukan potensi kepemimpinan seseorang, proses ini mesti dibina dengan baik supaya efektif. Setiap orang berbeda dalam mutu kepemimpinan yang diwujudkan dalam suatu situasi yang bervariasi, dan muncul pada tahap yang berbeda. Latihan kepemimpinan dipengaruhi oleh lingkungan dan peluang yang terbatas.
Pemimpin, Pengawas, dan Pengikut
Pemimpin mengendalikan bawahannya untuk mencapai tujuan melalui motivasi dan contoh pribadi. Pengawas memperoleh keinginannya dengan menggunakan kedudukannya dalam struktur organisasi.
Pemimpin yang baik menyadari bahwa mereka juga mesti menjadi pengikut yang baik. Boleh dikatakan pemimpin juga harus melapor kepada seseorang atau kelompok. Oleh sebab itu mereka juga harus mampu menjadi pengikut yang baik. pengikut yang baik mesti menghindari persaingan dengan pemimpin, bertindak dengan setia, emnjaga nilai dan tingkah laku pemimpin secara konstruktif.
Pengikut dan pemimpin terikat dalam suatu hubungan yang berarti. Pemimpin harus senantiasa memberi perhatian kepada bawahannya.
C. Ciri-ciri Pemimpin Islam
Nabi Muhammad  bersabda bahwa pemimpin suatu jama’ah adalah pelayan jama’ah tersebut. Oleh karena itu, pemimpin hendaklah melayani dan menolong orang lain untuk maju. Beberapa ciri penting yang menggambarkan kepemimpinan Islam adalah sebagai berikut:
1. Setia pada Allah
2. Tujuan Islam yang menyeluruh.
3. Mengikuti syariah dan akhlaq Islami, pemimpin terikat dengan peraturan Islam, dan boleh menjadi pemimpin selama mengikuti perintah syariah. Waktu mengendalikan urusannya ia mesti patuh kepada adab-adab Islam khususnya ketika berurusan dengan musuh atau lawan.
4. Diberi kepercayaan, pemimpin menerima kekuasaan sebagai amanah dari Allah yang disertai oleh tanggung jawab yang besar.
Al Qur’an memerintahkan pemimpin melaksanakan tanggung jawabnya kepada Allah dan menunjukkan sikap baik kepada pengikutnya.
Firman Allah:
Yaitu orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah perbuatan yang mungkar. (QS 22:41)

D. Prinsip-prinsip Dasar Kepemimpinan Islam
Ada tiga prinsip dasar mengenai perjalanan kepemimpinan Islam: Shura, keadilan, dan kebebasan memberikan pendapat:
1. Shura; Shura adalah prinsip pertama dalam kepemimpinan Islam, Al Qur’an menyatakan dengan jelas bahwa pemimpinan Islam wajib mengadakan shura dengan orang yang mempunyai pengetahuan atau dengan orang yang dapat memberikan pandangan yang baik.
Firman Allah:
Dan bagi orang-orang yang menerima seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka. (QS 42:38)
Firman Allah:
Maka rahmat Allah-lah yang telah menyebabkan kamu berlemah lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkan mereka, mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan tersebut. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang bertawakallah kepada-Nya. (QS 3:159)
Pelaksanaan shura memungkinkan anggota organisasi Islam berpartisipasi dalam membuat keputusan. Pada saat yang sama shura berfungsi sebagai tempat mengawasi tingkah laku pemimpin agar tidak menyimpang daru tujuan umum jama’ah.
Pemimpin tidak wajib melakukan shura dalam setiap masalah. Persoalan rutin hendaklah dihadapi dengan cara dan kaedah yang berbeda. Apa yang rutin dan apa yang tidak harus disusun dan dirumuskan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan ukuran, kebutuhan, sumber daya dan lingkungan. Pemimpin mesti mengikuti dan melaksanakan keputusan yang telah dibuat dalam lingkungan syura. Dia harus menghindari dirinya dari beriman kata-kata untuk menonjolkan pendapatnya atau mengubah keputusan yang dibuat oleh shura.
Secara umum bidang kegiatan shura sebagai berikut:
1) Administrasi dan eksekutif diserahkan kepada pemimpin.
2) Persoalan yang membutuhkan keputusan segera harus ditangani oleh pemimpin dan dibicarakan kepada kelompok sebagai laporan dalam pertemuan berikutnya atau langsung melalui telpon.
3) Anggota kelompok/wakil mereka dari anggota syura harus memeriksa dan menanyakan tindakan pemimpin secara bebas tanpa rasa segan dan malu.
4) Kebijaksanaan yang hendak diambil, sasaran jangka panjang dan keputusan yang penting harus dibuat oleh wakil yang dipilih dalam suatu proses pemilihan yang benar. Masalah ini tidak boleh diputuskan oleh pemimpin seorang diri.
2. Adil; Pemimpin seharusnya memperlakukan manusia secara adil dan tidak berat sebelah. Tidak membeda-bedakan bangsa, warna kulit, keturunan, dan agama. Al Qur’an memerintahkan agar kaum muslimin berlaku adil ketika berurusan dengan para penentang mereka.
Firman Allah:
Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum antara manusia supaya kamu berlaku adil… (QS 4:59)
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorong kamu berlaku tidak adil, karena adil lebih dekat kepada takwa… (QS 5:8)
Wahai orang yang beriman, jadilah kamu benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah walaupun terhadap dirimu sendiri, ibu bapak, dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. (QS 4:135)
Selain mematuhi prinsip keadilan yang menjadi basis tegaknya masyarakat Islam, pemimpin organisasi Islam juga mesti mendirikan badan peradilan internal atau lembaga hukum atau komisi arbitrasi untuk menyelesaikan berbagai perbedaan atau pengaduan para jama’ah. Anggota-anggota lembaga tersebut mesti dipilih dari anggota kelompok yang berpengetahuan, wara’ dan bijaksana.
2. Kebebasan Berpendapat; pemimpin Islam hendaklah memberikan ruang dan mengundang anggota jama’ah untuk dapat mengemukakan pendapatnya secara konstruktif. Mereka dapat mengeluarkan pandangan dan bantahan atau kritik dengan bebas, serta menjawab segala persoalan yang mereka ajukan. Suatu saat seorang wanita tua menegur Umar ibn al Khattab, ra waktu beliau berpidato di sebuah masjid, beliau dengan rela mengakui kesalahannya, dan bersyukur kepada Allah, karena masih ada orang yang mau membetulkan kesalahannya. Pada suatu hari Umar pernah pula bertanya kepada umat Islam mengenai apa yang akan dilakukan oleh mereka jika beliau melanggar prinsip-prinsip Islam. Seorang lelaki menyahut bahwa mereka akan meluruskannya dengan sebilah pedang. Umar bersyukur kepada Allah karena masih ada orang di lingkungan umat yang akan mengoreksi kesalahannya.
Pemimpin hendaklah berjuang menciptakan suasana bertukar pikiran dan ide secara sehat dan bebas, saling kritik dan nasehat menasehati satu sama lain, sehingga para pengikutnya merasa senang mendiskusikan masalah atau persoalan yang menjadi persoalan bersama.
Seorang Muslim diminta memberikan nasehat yang ikhlas apabila diperlukan. Tamin ibn Aws meriwayatkan bahwa Rasulullah  pernah bersabda:
“Agama adalah nasehat, kami berkata “kepada sia[a?” beliau menjawab” kepada Allah, KitabNya, Rasul-Nya. Pemimpin Ummat Islam dan kepada masyarakat kamu”.
Pendeknya kepemimpinan Islam bukanlah kepemimpinan tirani dan pula tanpa koordinasi. Pemimpin Islam, setelah mendasari dirinya dengan Islam, bermusyawarah dengan sahabat-sahabatnya secara objektif dan dengan penuh rasa hormat, lalu membuat keputusan seadil-adilnya. Dia bertanggung jawab bukan hanya kepada pengikutnya, tetapi juga yang lebih penting adalah kepada Allah .
Tipe kepemimpinan seperti ini adalah tipe yang terbaik dalam mewujudkan persatuan di kalangan anggota dan meningkatkan kualitas penampilan mereka.
E. Sifat-sifat Kepemimpinan
Ada lima sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin Islam:
1. Tahu kemana waktu harus diarahkan. Jangan biarkan waktu mengontrol Anda. Jadikanlah setiap saat berlalu bekerja untuk Islam.
2. Memfokuskan pada hasil yang kongkrit. Konsentrasikan diri pada hasil, bukan pada kerja yang dilakukan. Lihat apa yang ada di balik kerja dan tetapkan tujuan.
3. Bekerja dengan kekuatan bukan kelemahan. Akui kelebihan dan kelemahan. Bersedia menerima kelebihan orang lain tanpa merasa kedudukan anda terancam.
4. Konsentrasikan diri pada beberapa persoalan besar dimana kerja keras yang berkelanjutan akan memberikan hasil yang cemerlang. Lakukan ini dengan melihat prioritas yang telah dilakukan.
5. Bertawakkal kepada Allah dengan meletakkan cita-cita yang tinggi. Jangan batasi diri anda pada persoalan yang mudah dan hal yang bisa menyelamatkan diri. Sepanjang anda bekerja untuk Allah, jangan bimbang dan ragu.

1 comments:

satria irwandi mengatakan...

thanks....artikelnya bagus

Posting Komentar