Enaknya menjadi idola
Banyak orang yang bercita-cita ingin menjadi terkenal. Mengapa tidak? Uang banyak, harta berlimpah, foto diri ada dimana-mana, kemanapun pergi dikejar-kejar para penggemar untuk minta tanda tangan, pingin punya teman dekat yang ganteng lagi tajir abis, tak masalah. Menjadi pujaan? Siapa yang tidak mau? Punya rumah pribadi yang besar nan mewah, punya tongkrongan mobil mewah, jalan jalan luar negeri, shopping ke mal-mal, butik-butik mahalan, hotel-hotel berbintang, dihormati bagai bidadari turun dari langit, sungguh telah membuat banyak orang berharap untuk suatu ketika menjadi orang terkenal.
Sepintas memang, menjadi terkenal itu tidak jauh-jauh dari segala kesenangan. Apa yang sulit bagi orang kebanyakan, bukanlah masalah bagi sang bintang. Apa yang mungkin bagi rakyat biasa hanyalah mimpi, tapi akan dengan mudah bisa diraih ketika seseorang menjadi terkenal alias menjadi public figur. Tapi,…. Benarkah demikian?.
Berbagai cara menjadi idola
Saat ini bukan barang aneh lagi, jika dimana-mana orang seperti terkena sindrom menjadi idola. Saking pengennya menjadi terkenal sampai semua cara ditempuh. Apalagi memang saat ini peluang ke arah situ memang terbuka lebar. Mulai dari ajang AFI, Indonesian Idol, Pop Stars, Pemilihan Bintang Dangdut, Pemilihan Moka, Model Indonesia, pemilihan wajah mirip bintang, hingga berbagai festival dan atraksi lain. Bahkan mungkin hingga ajang menjadi terkenal lewat lomba penyiar TV. Hasilnya? Tidak usah dibilang lagi, ribuan, bahkan jutaan orang, yang umumnya generasi muda, seolah-olah terhipnotis untuk ikut daftar. Bahkan mereka rela menunggu berjam-jam, bahkan berhari-hari, bolos kuliah, bolos kerja, sampai bolos shalat demia menunggu panggilan audisi.
Tak cukup sampai di situ, ketika tiba nomornya dipanggil, dengan tanpa malu-malu ia beraksi bak seorang bintang. Meski seringkali penampilan ‘ala bintang’ itu justru membuat mereka menjadi pelawak sampai sang juri terpingkal-pingkal karenanya. Tapi tak apalah, begitu memang kalo mau terkenal. Ketika kemudian juri memutuskan anda lolos, berbagai ekspresi kegembiraan pun ditunjukkan. Tangis haru, sorakan gembira, sampai …. Sujud syukur?! Memang, betul-betul hebat pengaruh sindrom ini, jauh melebihi SARS.
Apa yang tidak dilihat dari menjadi seorang idola
Apa yang nampak dari seorang idola biasanya hanya yang baik-baik atau senang-senang saja. Sesungguhnya di balik itu, menjadi seorang idola sesungguhnya adalah bencana bagi seseorang.
Buktinya?
kehilangan privacy
kehilangan teman sejati
kehilangan jati diri
kehilangan empati
Akibatnya? Jauhnya seseorang dari Islam
• stres dan depresi mencari pelarian (narkoba, pergaulan bebas, seks bebas)
• memiliki kepribadian ganda atau suka berubah-rubah pendirian, demi tuntutan profesi (hari ini bilang tidak boleh, besok bisa saja menjadi boleh)
• melakukan berbagai tindakan dan perilaku asusila
• bunuh diri
Masih belum percaya? Lihat berbagai realita. Berbagai ajang tersebut menjadi media murtadisasi dan ghozul fikri.
Popularitas dalam pandangan Islam
• Mengikuti orang yang tidak patut diteladani adalah salah satu bentuk kesyirikan
• Syuhrah adalah sesuatu yang dibenci oleh Allah, Rasulullah, para sahabat, dan tabi’ttabiien
• 9:24
• Fudhalah bin Ubaid ditanya:berikan wasiat kepadaku, maka beliau menjawab: “Kalau engkau bisa untuk mengenal dan tidak dikenal orang maka usahakanlah, kalau engkau mampu mendengar tanpa berbicara maka usahakanlah, dan kalau engkau mampu untuk hanya bermajelis tanpa orang datang ke majelismu maka usahakanlah.”
• Seseorang pernah berkata kepada Imam Ahmad bin Hambal: “Semoga Allah memberimu pahala atas jasamu kepada Islam. Beliau berkata: “Justru Allah memberikan kejayaan kepada Islam karena jasanya kepadaku.” (Islam yang mempunyai andil yang sangat besar kepadaku).
• Ulama: Usahakan kamu menjadi orang yang terkenal di kalangan penduduk langit tapi usahakanlah agar kamu tidak terkenal di kalangan penduduk bumi.
• Bahaya syuhrah adalah menimbulkan kecintaan kepada jabatan. Bahayanya melebihi bahaya dari seekor singa yang dilepaskan di tengah kerumunan domba.
Sebaik-baik idola
• Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam “Laqadkaana laku fii Rasulillah uswatun hasanah”.
• Aisyah Radhiyallahu ‘anhu
Sebaik-baik muslimah
• Taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.
Untuk apa menjadi terkenal
Jika keterkenalan itu akan menjadikan kehinaan kepada kita
Untuk apa kekayaan dunia
Jika hati merana gundah gulana
Wahai muslimah, ingatlah
Bahwa harga dirimu jauh lebih tinggi
Dari seluruh perhiasan dunia
Wahai muslimah, sadarlah
Bahwa harta dan tahta, bukan jaminan kebahagiaan
Camkan dalam hatimu, bahwa dunia itu hina
dan kehidupan akhirat itu jauh lebih baik bagimu
Tanamkan dalam dirimu, bahwa sebaik-baik wanita
Adalah wanita yang menjaga kehormatannya dan kemuliaannya
Memiliki rasa malu, karena rasa malu itu perisai bagi wanita
Yang akan menjauhkan diri dari syaithan
Jika engkau memiliki kecantikan
dan segala kelebihan yang Allah berikan kepadamu
suara yang indah, tubuh yang molek, dan semuanya
gunakanlah itu semua untuk kebaikan
dan jangan engkau gunakan untuk mengundang kemurkaan Allah atas dirimu
ingatlah sekali lagi
di luar sana ada banyak wanita yang cantik, kaya dan terkenal
tapi pikirkan dan lihatlah dengan mata batinmu
apakah ada kebahagian bagi mereka
sementara semua kehormatan, harga diri, dan kemuliannya
telah terenggut dari dirinya
oleh karena itu,
tidak perlu engkau cemburu
tak perlu engkau terpaku
karena meski engkau tidak terkenal di kalangan manusia
tapi engkau akan dielu-elukan oleh seluruh penghuni langit dan bumi
Adakah sesuatu yang lebih baik dari itu?
*Materi ini pernah saya bawakan di SC FK UH, 19-5-2004
Pembaca yang saya hormati,
Tulisan-tulisan dalam blog ini insya Allah selalu diupayakan keorisinalitasnya. Saya berharap pembaca juga bersedia menjaga orisinalitasnya dengan mencantumkan nama blog ini (http://www.sitnah-aisyah.blogspot.com). Semoga Anda memperoleh manfaat dari blog ini.
Jumat, 28 Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar