Learning is a blast...! Be a real moslem woman is a must. And to become an Industrial Engineering woman need to be fast...! As far as the journey of my life,... let the faith keep me up on the right path...

ﺍﻟﺴﻼﻢﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺮﺤﻤﺔﷲ ﻭﺑﺭﻜﺎﺘﻪ

Pembaca yang saya hormati,

Tulisan-tulisan dalam blog ini insya Allah selalu diupayakan keorisinalitasnya. Saya berharap pembaca juga bersedia menjaga orisinalitasnya dengan mencantumkan nama blog ini (http://www.sitnah-aisyah.blogspot.com). Semoga Anda memperoleh manfaat dari blog ini.

Sabtu, 03 Agustus 2024

Akan Dibawa Kemana Pendidikan Kita, 01082024

 



[3/8 10.24] Sitnah Aisyah Marasabessy: Disorientasi Pendidikan,

Akan Dibawa Kemana Pendidikan Kita





[3/8 11.37] Sitnah Aisyah Marasabessy: 

-Reading can make you be anyone or be anywhere. Thinking can make you help anyone and help yourself either. So have them both-

Sitnah, 01082024


Tujuan Pendidikan saat ini bukan lagi untuk mencerdaskan bangsa, tapi untuk menyengsarakan ortu siswa. Buktinya, mengapa baju seragam harus beda hari beda warna? Mengapa siswa harus bawa HP ke sekolah? Mengapa tak sedia wifi sekolah? Mengapa ada urunan siswa? & ortu tak boleh Protes? Hanya karena akan dianggap tak paham Pendidikan? Lalu apa fungsi sekolah & guru kalau ujung²nya semua harus ditangani ortu juga? Tak cuma bayar & beli ini itu, mengajarkan pelajaran sekolah harus ortu yg kerjakan karena banyak guru yg bersikap seperti 'mesin teller' yg seringnya cuma kasih banyak PR. Praktek, prakarya, Latihan, semuanya di rumah. Buku diganti dengan pdf, atau buku cetak yg cover & layoutnya diganti setiap tahun sehingga tak bisa diwariskan. Pendidikan model apa yg membebaskan siswa tiktokan & main f² sampai anak² kehilangan jati diri, jadi sok dewasa & tak beretika? Supaya anak tidak gaptek?! Sehebat apa Pendidikan kita dibanding negara² lain yg tak rempong urusan seragam, selalu mendorong siswa membaca buku, melarang gadget di sekokah, tapi sangat 'concern' mengembangkan Kecerdasan Intelektual & Emosional anak?! Ck... ck... ini... negri...

SitnahAisyah.blogspot.com


Orig8nal versions


[3/8 01.49] Sitnah Aisyah Marasabessy: Tujuan Pendidikan saat ini bukan lagi untuk men-CERDAS-kan bangsa, tapi untuk me-NYENGSARA-kan orang tua siswa. Guru buka lagi berperan sebagai Pendidik, tapi lebih seperti 'mesin teller' yg tugasnya memberitahu siswa kerjakan tugas dari buku apa halaman berapa. Sekolah menjadi seperti gudang tempat penitipan anak yg setiap bulan menagih uang komite dari para ortu siswa. Parahnya, orang tua tak bisa mengeluh, atau lebih tepatnya, dilarang Protes terhadap sistem Pendidikan yg semakin jauh dari tujuan Luhurnya. Dibilang tidak mau berkorban, tak mengerti pendidikan, sampai dibilang seperti anak TK. Pertanyaannya, mengapa sih harus punya banyak stelan seragam sekolah? Mengapa harus beda hari beda seragam?! Mengapa sekolah tidak melarang bahkan mengharuskan setiap siswa bawa android ke sekolah?! Apakah memang sekokah itu punya target nominal yg harus dia raup dari orang tua siswa?! Kalau yg TK saja pake 4 stel seragam, SD 5 stel, SMP 4 stel, SMA 4 stel, bagaimana dengan ortu yg punya anak ada di semua level pendidikan, setidaknya mereka harus membeli 17 stel seragam yg berbeda. Meski ada buku paket, tapi setiap tahun ganti cover & layout sehingga tak bisa dipake oleh adiknya. Selain itu sekokah tidak memfasikitasi wifi sekokah sehingga orang tua masih harus merogoh kocek untuk beli paket data. Ini pendidikan model apa?! Tuntutan zaman atau untuk gagah2ane?! Memang semaju apa Pendidikan Indonesia?! Jangan salah, pendidikan kita tidak ada apa2nya dibandingkan negara2 lain, yg mereka tidak rempong urusan seragam, bahkan melarang para siswanya bawa HP ke sekolah, tapi Kecerdasan Intelektual & Emosionalnya lebih terasah. Sungguh, kita belum merdeka. Karena Institusi pendidikan mengalami Disorientasi, Guru2nya yg gagap akan Tujuan Pendidikan, sehingga Kurikulum Merdeka Belajar, malah mencetak generasi yg rendah kemampuan berpikirnya, rendah etika, lagi pemalas pula. Ini negri.....

[3/8 03.04] Sitnah Aisyah Marasabessy: Belajar Tak Merdeka


-Reading can make you be anyone or be anywhere. Thinking can make you help anyone and help yourself either. So have them both-

Sitnah, 01082024


Tujuan Pendidikan saat ini bukan lagi untuk men-CERDAS-kan bangsa, tapi untuk me-NYENGSARA-kan orang tua siswa. Guru buka lagi berperan sebagai Pendidik, tapi lebih seperti 'mesin teller' yg tugasnya memberitahu siswa kerjakan tugas dari buku apa halaman berapa. Sekolah menjadi seperti gudang tempat penitipan anak yg setiap bulan menagih uang komite dari para ortu siswa. Parahnya, orang tua tak bisa mengeluh, atau lebih tepatnya, dilarang Protes terhadap sistem Pendidikan yg semakin jauh dari tujuan Luhurnya. Dibilang tidak mau berkorban, tak mengerti pendidikan, sampai dibilang seperti anak TK. Pertanyaannya, mengapa sih harus punya banyak stelan seragam sekolah? Mengapa harus beda hari beda seragam?! Mengapa sekolah tidak melarang bahkan mengharuskan setiap siswa bawa android ke sekolah?! Apakah memang sekokah itu punya target nominal yg harus dia raup dari orang tua siswa?! Kalau yg TK saja pake 4 stel seragam, SD 5 stel, SMP 4 stel, SMA 4 stel, bagaimana dengan ortu yg punya anak ada di semua level pendidikan, setidaknya mereka harus membeli 17 stel seragam yg berbeda. Meski ada buku paket, tapi setiap tahun ganti cover & layout sehingga tak bisa dipake oleh adiknya. Selain itu sekokah tidak memfasikitasi wifi sekokah sehingga orang tua masih harus merogoh kocek untuk beli paket data. Ini pendidikan model apa?! Tuntutan zaman atau untuk gagah2ane?! Memang semaju apa Pendidikan Indonesia?! Jangan salah, pendidikan kita tidak ada apa2nya dibandingkan negara2 lain, yg mereka tidak rempong urusan seragam, bahkan melarang para siswanya bawa HP ke sekolah, tapi Kecerdasan Intelektual & Emosionalnya lebih terasah. Sungguh, kita belum merdeka. Karena Institusi pendidikan mengalami Disorientasi, Guru2nya yg gagap akan Tujuan Pendidikan, sehingga Kurikulum Merdeka Belajar, malah mencetak generasi yg rendah kemampuan berpikirnya, rendah etika, lagi pemalas pula. Ini negri.....

[3/8 03.20] Sitnah Aisyah Marasabessy: Belajar Tak Merdeka


-Reading can make you be anyone or be anywhere. Thinking can make you help anyone and help yourself either. So have them both-

Sitnah, 01082024


Tujuan Pendidikan saat ini bukan lagi untuk men-CERDAS-kan bangsa, tapi untuk me-NYENGSARA-kan orang tua siswa. Guru tak lagi berperan sepenuhnya sebagai Pendidik, tapi lebih seperti 'mesin teller' yg tugasnya hanya kasi tau PR di buku apa halaman berapa. Sekolah menjadi seperti tempat penitipan anak yg setiap bulan menagih uang komite dari para ortu siswa. Parahnya, orang tua tak bisa mengeluh, atau lebih tepatnya, dilarang Protes terhadap sistem Pendidikan yg 'sakit' ini. Dibilang tidak mau berkorbanlah, tak mengerti pendidikanlah, sampai dibilang seperti anak TK. "I am sorry, educators, it's not abot money. I earn enough. Ini beda Pendapat bukan beda Pendapatan. Pertanyaannya, mengapa pihak sekolah selalu menganggap mereka yg lebih paham tentang pendidikan sehingga tak mau menerima masukan yg baik dari ortu siswa?! Mengapa sekolah tidak buat kegiatan kreatif sebagai alternatif pendanaan selain KBM eksternal, lomba², atau donasi siswa?! Mengapa sekolah tidak melarang bahkan mengharuskan setiap siswa bawa android ke sekolah?! Mengapa sih harus punya banyak seragam sekolah? Mengapa harus beda hari beda seragam?! Kalau yg TK saja pake 4 stel seragam, SD 5 stel, SMP 4 stel, SMA 4 stel, bagaimana dengan ortu yg punya anak ada di setiap level yg berbeda?! Setidaknya mereka harus membeli 17 stel seragam yg berbeda. Meski ada buku paket, tapi setiap tahun ganti cover & layout sehingga tak bisa dipake oleh adiknya. Selain itu sekokah tidak memfasikitasi wifi sekokah sehingga orang tua masih harus merogoh kocek untuk beli paket data. Ini pendidikan model apa?! Tuntutan zaman atau untuk gagah2ane?! Memang semaju apa Pendidikan Indonesia?! Jangan salah, pendidikan kita tidak ada apa2nya dibandingkan negara2 lain, yg mereka tidak rempong urusan seragam, bahkan melarang para siswanya bawa HP ke sekolah, tapi Kecerdasan Intelektual & Emosionalnya lebih terasah. Sungguh, kita belum merdeka. Karena Institusi pendidikan mengalami Disorientasi, Guru2nya yg gagap akan Tujuan Pendidikan, sehingga Kurikulum Merdeka Belajar, malah mencetak generasi yg rendah kemampuan berpikirnya, rendah etika, lagi pemalas pula. Ini negri.....

[3/8 11.07] Sitnah Aisyah Marasabessy: -Reading can make you be anyone or be anywhere. Thinking can make you help anyone and help yourself either. So have them both-

Sitnah, 01082024


Tujuan Pendidikan saat ini bukan lagi untuk mencerdaskan bangsa, tapi untuk menyengsarakan ortu siswa. Buktinya, mengapa baju seragam harus beda hari beda warna? Mengapa setiap siswa harus bawa HP di sekolah? Mengapa tak sedia wifi sekolah? Mengapa ada urunan siswa? & ortu tak bisa Protes karena akan dianggap tak paham Pendidikan? Lalu apa fungsi sekolah & guru kalau ujung2nya semuanya harus ditangani oleh ortu? Bukan hanya harus bayar & beli ini itu, mengajarkan pelajaran sekolah harus ortu yg kerjakan karena banyak guru yg bersikap seperti 'mesin teller' yg seringnya cuma kasih banyak PR. Praktek, prakarya, Latihan, semuanya di rumah. Buku diganti dengan pdf, atau buku cetak yg cover & layoutnya diganti setiap tahun sehingga tak bisa diwariskan. Pendidikan model apa yg membebaskan siswa tiktokan & main ef2 sehingga buat anak2 kehilangan jati diri, jadi sok dewasa & tak beretika? Supaya anak tidak gaptek?! Sehebat apa Pendidikan kita dibanding negara2 lain yg tak rempong urusan seragam, selalu mendorong siswa membaca buku, melarang gadget di sekokah, tapi sangat 'concern' mengembangkan Kecerdasan Intelektual & Emosional anak?!

[3/8 11.17] Sitnah Aisyah Marasabessy: -Reading can make you be anyone or be anywhere. Thinking can make you help anyone and help yourself either. So have them both-

Sitnah, 01082024


Tujuan Pendidikan saat ini bukan lagi untuk mencerdaskan bangsa, tapi untuk menyengsarakan ortu siswa. Buktinya, mengapa baju seragam harus beda hari beda warna? Mengapa siswa harus bawa HP ke sekolah? Mengapa tak sedia wifi sekolah? Mengapa ada urunan siswa? & ortu tak boleh Protes? Hanya karena akan dianggap tak paham Pendidikan? Lalu apa fungsi sekolah & guru kalau ujung²nya semua harus ditangani ortu juga? Tak cuma bayar & beli ini itu, mengajarkan pelajaran sekolah harus ortu yg kerjakan karena banyak guru yg bersikap seperti 'mesin teller' yg seringnya cuma kasih banyak PR. Praktek, prakarya, Latihan, semuanya di rumah. Buku diganti dengan pdf, atau buku cetak yg cover & layoutnya diganti setiap tahun sehingga tak bisa diwariskan. Pendidikan model apa yg membebaskan siswa tiktokan & main f² sampai anak² kehilangan jati diri, jadi sok dewasa & tak beretika? Supaya anak tidak gaptek?! Sehebat apa Pendidikan kita dibanding negara² lain yg tak rempong urusan seragam, selalu mendorong siswa membaca buku, melarang gadget di sekokah, tapi sangat 'concern' mengembangkan Kecerdasan Intelektual & Emosional anak?! Ck... ck... ini... negri...

SitnahAisyah.blogspot.com



0 comments:

Posting Komentar