Learning is a blast...! Be a real moslem woman is a must. And to become an Industrial Engineering woman need to be fast...! As far as the journey of my life,... let the faith keep me up on the right path...

ﺍﻟﺴﻼﻢﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺮﺤﻤﺔﷲ ﻭﺑﺭﻜﺎﺘﻪ

Pembaca yang saya hormati,

Tulisan-tulisan dalam blog ini insya Allah selalu diupayakan keorisinalitasnya. Saya berharap pembaca juga bersedia menjaga orisinalitasnya dengan mencantumkan nama blog ini (http://www.sitnah-aisyah.blogspot.com). Semoga Anda memperoleh manfaat dari blog ini.

Selasa, 21 April 2020

APD Ramadhan 1441/2020 #1


Ramadhan tinggal menghitung hari.  Sepintas terlintas di benak kita akan  Ramadhan kita tahun lalu.  Puasa yang dilaksanakan ala kadarnya, tarawih yang 'bolong-bolong', sampai Tadarrus Al Qur'an yang belum tentu setiap hari dilakukan, apalagi dikhatamkan.  Beberapa hal yang sering dijadikan alasan akan  kurangnya amaliah Ramadhan  kita:

1. Banyak kegiatan
Sebelum Ramadhan, kita sudah disibukkan dengan pekerjaan, urusan rumah, urusan anak-anak, dan lain-lain.  Di dalam Bulan Ramadhan, selain rutinitas tersebut bissanya akan ditambah dengan kegiatan Ramadhan seperti pengajian Ramadhan, Bakti Ramadhan, dan bagi ibu-ibu biasanya harus melakukan penjadwalan ulang untuk 'acara' masak-memasak

2. Waktu 'dirasa' tidak cukup
Seperti itulah karakteristik waktu. Selalu terasa lebih singkat dari yang kita butuhkan.  Sesungguhnya seluruh waktu kita tidak akan cukup untukmenyelesaikan tugas-tugad kita.  Walaupun hal ini bukan berarti kita untuk menyerah pada waktu, justru hal ini sering dimanfaatkan oleh kebanyakan manusia untuk lalai dari melaksanakan amanah-amanahnya.

3. Badan mudah  merasa lemas
Secara medis hal ini bisa saja dirasakan saat puasa.  Hal ini menyebabkan kita cenderung merasa lemas dan menjadi malas.

4. Sering muncul rasa malas
Bagaimana tidak, dengan berkurangnya kerja tubuh, kita menjadi cenderung lamban bahkan malas bergwrak.

5. Tidak tahu amalan-amalan apa yang dapat dilakukan
Sebagian muslim menyangka bahwa amalan puasa Ramadhan saja yang mesti dikerjakan.  Amalan-amalam yang lain tidak diketahui.  Di sinilah yang bisa menyebabkan anggapan bahwa puasa Ramadhan hanya sebatas rutinitas sahur, berbuka, dan tarawih tahunan.

6. Tidak bisa fokuskan perhatian pada amalian Ramadhan
Biasanya terjadi karena tidak adanya target dan jadwal pelaksanaan amaliah Ramadhan.  Banyak amaliah Ramadhan yang dapat dikerjakan, tetapi bingung bagaimana melaksanakan semuanya secara konsisten

7. Alasan teknis
Bisa berup belum bis baca Al Qur'an dengan lancar, belum punya Al Qur'an yang sesuai kondisi tubuh (huruf kekecilan, Al Qur'an kebesaran, dll), tidak punya uang untuk sedekah, belum punya kendaraan sendiri, dan lain-lain.

Ketika ini kita alami, dan bahkan, hampir setiap Ramadhan kita alami, maka di akhir Ramadhan biasanya kita rasakan adanya semacam 'penyesalan' serta kekhawatiran, "jangan-jangan ini Ramadhan kita yang terakhir".  Apalagi kalau kiya dengarkan ceramah para ustadz tentang betapa ruginya orang-orang yang ketika Ramadhan berlalu kemudian dia tidak mendapatkan Ampunan daro Allah, maka bertambahlah kesedihan dan penyesalan kita.

Lalu, apakah pada Ramadhan berikutnya amalan kita lebih baik?! Ternyata tidak...Justru malah lebih buruk.  Padahal sebelum memasuki Ramadhan tersebut kita sudah banyak mendengarkan ceramah untuk persiapan Ramadhan.  Bahkan sudah ada target-target yang ingin kita capai pada Ramadhan teraebut.  Akan tetapi, hingga Ramadhan tahun lalu, belum ada kemajuan yang berarti dalam amaliah Ramadhan kita.

Bagi yang amaliah Ramadham tahun lalunya sudah cukup baik, yanh ditandai dengan bertambahnya kialitas dan kuantitad ibadah Ramadhannya, maka itu akan menjadi 'amunisi' yang cukup untuk menghadapi Ramadhan tahun ini.  Bagaimana dengan kelompok orang-orang yang 'menyesal' tadi?! Apakah Ramadhan kali ini akan seperti itu lagi?!
Sebenarnya, lebih baik ataukah tidak lebih baik bukanlah suatu masalah yang serius.  Hanya saja, bagi seorang muslim yang menjunjung tinggi 'self improvement' alias perbaikan diri secara terus menerus, tentulah sangat menginginkan agar Ramadhannya tahun ini lebih baik dari Ramadhan tahun yang lalu.

Assuaalul 'aan,  pertanyaannya sekarang adalah

Kaif....How....Bagaimana....cara agar Ramadhan kita kali ini bisa lebih baik?

Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

1. Bangkitkan Ghirah (semangat)

Pada prinsipnya, jika kita masih bersua dengan Ramadhan, ini berarti masih ada kesempatan.  Bagaimana cara membangkitkan ghirah kita?! 

Flash back, melihat kembali ke Siroh Rasulullah dan para sahabat. Bagaimana mereka aelalu bersemangat dalam beramal.  Semua berawal dari harapan mereka untuk bisa merasakan kenikmatan JannahNya.  Cita-cita  mereka agar bisa berkumpul dengan kekasih mereka, Rasulullah Sallallaahu 'Alaihi Wasallam.  Begitu indahnya perasaan yang timbul ketika bersama Rasulullah atau hidup dalam  suasana ruhiyah yang dekat dengan Allah

● Flash back kembali semua pengetahuan kita tentang Syurga Allah, yang mana semua kenikmatan di dalamnya adalah kenikmatan yang belum pernah dirasakam oleh pancaindera kita  bahkan belum pernah terbersit oleh benak kita.  Bagaimana keadaan para penghuninya, istana-istana mereka, hari-hari mereka, ....semua kenikmatan mutlak.  

● Flash back diri kita
Camkan dalam diri kita bahwa selagi hayat masih dikandung badan, tidak ada kata terlambat untuk perbaiki diri.  Bahwa kekurangan dan kesalahan dapat terhapus dengan taubat dan ketakwaan. Bahwa jika saya salah maka itu bukanlah akhir dari segalanya.  Bahwa selalu ada harapan masuk JannahNya bagi siapa saja yang Allah Kehendaki. Bahwa kita boleh kurang ilmu, kurang berilmu, kurang harta, kurang shaleh, kurang tampang, dan kurang-kurang yang lain di mata manusia, tetapi setidaknya, sampao di akhir hidup kita, kita dalam keadaan berjuang untuk memperbaiki diri kita.  Bahwa meski di mata manusia, kita sudah dipandang 'wow' ibadah kita, namun boleh jadi itu belum cukup menaikkan derajat kita di Sisi Allah bahkan naudzubillah bisa menyebabkan Allah tidak Menyayangi kita.  
Tidakkah itu semua  mampu membangkitkan semangat kita?!

اِجْهَدْ وَلاَ تَكْسَلْ وَلاَ تَكُ غَافِلاً فَنَدَامَةُ العُقْبىَ لِمَنْ يَتَكاَسَلُ

Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermalas-malassn dan jangan pula lengah, karena penyesalan itu bagi orang yang bermalas-malas.


2. Muroja'ah dan Ziyadah Ilmu
Ilmu tentang Ramadhan selalu disyiarkan saat menjelang Ramadhan baik melalui taklim maupun melalui internet. Saking banyak dan seringnya, kita 'mungkin' merasa bosan, meski tema-tema kajiannya sangat menarik.  Ini bisa jadi merupakan fenomena mutakallim zaman sekarang yang cenderung tertarik pada tampilan atau kemasan, bukan pada konten atau isi majelisnya. Mari kita mereview dan merelocate (alias mwninjau kwmbali dan memposisikan ulang) diri kita sebagai insan penuntut ilmu.

● Bahwa al ins itu berarti lalai, lupa. 
 آفَةُ العِلْمِ النِّسْياَنُ

Bencana ilmu itu adalah lupa.

Bahwa penuntut ilmu sejati, kata Syaikh Bakr dalam Hilyatut Thalibil Ilm, akan sama rasanya ia mendengarkan ilmu untuk yang kesekian kali, dengan saat ia mendengarkan ilmu untuk pertama kalinya. 

● Bahwa ilmu itu selalu berkembang dalam arti, akan selalu ada hal baru yang kita dapatkan apabila komitmen dan konsisten menuntut ilmu. Semakin kita mengetahui  sesuatu, maka senakin kita tahu bahwa kita tidak tahu.

Jadi, karena faktor sering lupa dan kurangnya ilmu inilah, tidak perlu 'ogah' untuk mencari ilmu agama khususnya tentang Ramadhan

3. Latihan 
Practice makes perfect.  Semakin sering dan terbiasanya kita melakukan sesuatu, akan semakin baik juga kualitasnya.  Puasa Senin Kamis, shalat pada waktunya, makan sesuai sunnah, membiasakan berbuat baik pada orang lain, menerapkan hari untuk sedekah, tadarrus rutin harian, dan masih banuak lagi bentuk-bentuk latihan yang lain.  Intinya adalah 'pembiasaan' agar dalam Bulan Ramadhan 'tinggal' diperbaiki kuantitas dan kualitasnya.

4. Agendakan
Salah satu cara yang paling efektif dalam mengatur waktu kita adalah membuat  Catatan Agenda Kegiatan, termasuk untuk amaliah Ramadhan.

6. Implementasi

Dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas Ramadhan kita tahun ini, saya memperkenalkan :

APD (Agenda Perbaikan Diri) Ramadhan 1441 H/2020 M.

APD ini adalah semacam planner untuk amaliah-amaliah Ramadhan kita.  Saya susun dalam bentuk chat WA yang saya share kepada para saudaraku sekalian.
Yang berminat improve diri bisa mengikuti kegiatan ini, no charge, no requirement, hanya komitmen yang kuat untuk memperbaiki diri.

0 comments:

Posting Komentar