Mengapa itu penting?
Menjadi orang yang lebih baik, atau dengan kata lain memperbaiki diri menjadi lebih baik adalah suatu hal yang hendaknya selalu diupayakan seorang muslim. Hal ini karena:
- Seseorang itu dilihat dari akhirnya sementara kita tidak tahu akan berakhir baik atau tidak baik
- Akhir yang baik adalah puncak dari upaya memperbaiki diri
- Tujuannya adalah mencari keridhaan Allah Ta’ala
Bagaimana cara membuat diri menjadi lebih baik?
1. Merasa bahwa kita tidak akan lama di dunia ini
Allah Ta'ala berfiman:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (Ali Imraan:185)
Orang yang merasa bahwa ia hanya sebentar di dunia, tentu tidak akan merasa tenang dan nyaman jika ia belum membekali diri dengan berbuat kebaikan. Contoh: Orang yang akan melakukan perjalanan esok hari tentu akan berbeda persiapannya dengan orang yang baru akan melakukan perjalanan bulan depan.
2. Merasa bahwa kita selalu dalam pengawasan Allah
Allah Ta'ala berfirman:
“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu)”. (Al Infithar : 10)
Bagaimana jika kita merasa diawasi? Apa efeknya? Takut ketahuan. Orang yang takut ketahuan, apakah masih bisa melakukan hal-hal yang tidak baik sementara Allah Maha Mengetahui?!
Misalnya:
- Takut untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang tidak bermanfaat baginya
- Takut meninggalkan shalat
- Takut bermaksiat, dll
3. Memiliki himmah aliyah
Himmah adalah keinginan yang kuat mencari ketinggian disertai dengan usaha serius untuk mencapainya. Beberapa fase untuk mendapatkan himmah aliyah yaitu:
- targhib dan tarhib (motivasi & ancaman)
- irsyad dan taujih (petunjuk dan arahan)
- tanmiyah dan tarqiyah (pengembangan dan penumbuhan)
Salah satu bentuk dari memiliki himmah aliyah adalah bagaimana agar indahnya Islam bisa dinikmati oleh seluruh ummat manusia. Beberapa hal yang bisa kita lakukan:
- membina halaqah tarbiyah,
- menyebarkan buletin dakwah
- melaksanakan dakwah fardhiyah
- berdakwah melalui blog/fb,dll.
4. Belum merasa cukup dengan apa yang telah dilakukan
Islam adalah agama yang sangat menganjurkan ummatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Memiliki cita-cita yang tinggi adalah satu keniscayaan atas diri seorang muslim, namun hanya bercita-cita tanpa upaya untuk segera mengerjakannya tidaklah cukup.
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Al Baqarah : 148)
Allah Ta'ala berfirman:
"Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[421] terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu," (Al Maaidah : 48)
Kemudian Allah Ta'ala juga berfirman:
"Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (Al Hadiid : 21)
Apa yang bisa dikerjakan?
- Untuk diri sendiri
- Untuk suami
- Untuk anak
- Untuk keluarga
- Untuk kaum muslim
Apa penanda-penandanya (Indikatornya)?
1. Merasakan beribadah sebagai sebuah kebutuhan bukan keterpaksaan
2. Selalu merasa ‘on’ untuk berbuat
3. Ibadah terasa nikmat walau hanya sedikit
4. Tidak merasa kecewa ketika apa yang didapatkan berbeda dengan apa yang diinginkan
5. Selalu muncul ide-ide kreatif untuk berbuat sesuatu hal untuk orang lain
6. Menyalahkan diri sendiri atas semua permasalahan yang dihadapi.
7. Segera mencari solusi dan tidak berlama-lama meratapi diri.
Oleh:
Sitnah Aisyah Marasabessy
5 Muharram 1432 H/11 Desember 2010 M
Sumber:
Al Qur'an Al Kariim
Pembaca yang saya hormati,
Tulisan-tulisan dalam blog ini insya Allah selalu diupayakan keorisinalitasnya. Saya berharap pembaca juga bersedia menjaga orisinalitasnya dengan mencantumkan nama blog ini (http://www.sitnah-aisyah.blogspot.com). Semoga Anda memperoleh manfaat dari blog ini.
Sabtu, 11 Desember 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar